Pada waktu pertama kali dia masuk, aku mulai tertarik melihat payudaranya yang montok, ingin rasanya aku meremasnya dan memasukkan barangku ke miliknya.
Kemudian setelah satu bulan berlalu aku mendapatkan kesempatan, ketika itu badannya agak demam dan aku menawarkan diri untuk menggosoknya dengan balsem yang aku punya. Dia pertama sich agak ragu, kemudian karena aku terus mendesak, dengan terpaksa dia mengijinkan aku mengerokinya. Aku buka ritsluitingnya dan aku mulai mengeroknya. "Boleh nggak kubuka BH kamu?" tanyaku waktu itu. "Untuk apa?" tanyanya balik. "Ya supaya saya bisa ngerok kamu dan menggosok badan kamu dengan balsem." jawabku dan tanpa menanti jawaban serta ijinnya aku langsung buka BH-nya. "Gila... payudaranya montok banget" kataku dalam batin ingin rasanya aku meremasnya, kuperkirakan ukurannya minimal 36B, lama kelamaan aku tak tahan dan meremasnya dan sialnya dia teriak "Jangan gitu". Tapi karena nafsu telah menguasai batok kepalaku, tak kuat lagi aku menghentikan tanganku yang masih terus menggerayangi dadanya yang ranum menggairahkan itu. Kemudian dia bangkit dari tempat tidur, membenahi pakaiannya dan keluar kamarku, dia masuk ke kamarnya.
Setelah cukup lama dan dia tertidur, aku coba memeriksa kamarnya dan kebetulan dia lupa menguncinya, maka dengan leluasa aku dapat masuk dan menguncinya dari dalam. Aku mendekatinya dan tampaknya dia hanya menggunakan BH dan CD saja dalam tidurnya, entah mengapa. Aku mulai coba buka tali BH-nya, kucium bibirnya dan sambil meremas dadanya yang 36B.
Tiba-tiba dia terbangun "Tuan... saya akan berteriak bila Tuan tidak segera keluar dari kamar ini". katanya tiba-tiba dan sempat membuatku kaget, berani juga ini anak. "Silakan saja kamu teriak, paling kamu kehilangan pekerjaanmu" jawabku enteng. Dia mulai melemah dan tertunduk. "Nah begitu lebih bijaksana" kataku lagi sambil mulai meraih dadanya, kuremas perlahan cukup lama, hingga dia mulai terbawa arus. "Heehh..." erangnya saat itu. Aku mulai dengan membuka CD-nya dan tanpa basa-basi lagi hendak memasukkan dalam liang kewanitaannya. "Tuan... jangan... hentikan" katanya tanpa aku tahu maksudnya. "Tuan, jangan hentikan..." atau "Tuan, jangan..., hentikan...!" dua kalimat yang berbeda arti hanya dapat diartikan dengan intonasi dan penekanan kata saat diucapkan. Tanpa pikir lebih jauh karena barangku sudah siap tempur, aku pilih saja alternatif pertama, yang maksudnya Tuan, jangan hentikan. Ya terus kalau maunya jangan hentikan. Aku mulai paksa dia dengan menindihnya, dia sedikit berontak, berarti masih malu dan penolakannya hanya basa-basi. Permainan permulaan dengan gaya tindih sampai beberapa waktu baru kemudian aku perintahkan dia untuk nungging berpegangan pada sisi ranjang dan aku tembak dari belakang. "Sakit Tuan... eehhmm..." rengeknya. Aku makin nafsu dan aku goyang makin keras sampai dia pingsan. Aku nggak mau tahu apa yang dia rasakan, yang penting aku puas, siapa suruh punya badan bagus dan dada besar, kalau nggak mau ditiduri.
Aku cabut barangku dari lubangnya dan baru kutahu kali ini darah segar mengalir dari lubang yang baru saja aku tikam, ternyata... ach... sebodo... yang penting rasanya Bung!!!
TAMAT
Pembantuku yang Menggairahkan
Artikel Terkait Pembantuku yang Menggairahkan :
Di Tepi Sungai Itu - Cerita PemerkosaanCerita ini terjadi kurang lebih lima tahun yang lalu (tepatnya tanggal 31 Desember 1995). Saat itu kelompok kami (4 lelaki dan 2 ...
Kekasihku maafkan akuCerita ini merupakan cerita tentang kehidupan seorang gadis muda bernama Anita. Gadis yang saat ini berumur 26 tahun yang berpara ...
Kenikmatan Gadis BeliaPada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara sekolahan biasa saja ...
My Wild Fantasy - Cerita PanasKenalkan namaku Sapto, Ceritanya ini tentang pengalamanku semasa sekolah, hidup dan menumpang di rumah ayah angkatku Pak Rochim, ...
Nikmatnya ABG Tetanggaku - Cerita Sex Daun MudaSaya adalah seorang mahasiswa yang sedang pulang untuk liburan. Di suatu hari yang cerah, saya sedang berbaring untuk mencoba tid ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar